Posted by: yettiaka | April 20, 2020

Di Mana Kita Bisa Bahagia Hari Ini?

(Cerpen Yetti A.KA, Basabasi.Co, 1 November 2019)

Agustus yang dingin—demikian aku mengingatnya—Eleo, kawan karibku, datang ke rumahku dan mengatakan kalau ia akan menikah. Sebelumnya kami sama-sama menertawakan pernikahan. Bagi kami, pernikahan itu sebuah jalan menuju penjara dan menganggap teman-teman yang mendambakannya sebagai golongan perempuan naif. Karenanya, aku cukup terkejut waktu itu dan bilang, Kamu pasti bercanda kan? Temanku itu seorang pemain teater. Ia mengikuti berbagai event, dalam dan luar negeri. Kupikir ia sedang mengerjaiku. Aku tidak yakin apa motifnya (aku sedang tidak ulang tahun atau merayakan hari apa pun), tapi pastilah ia sengaja mau bermain-main dan ingin membuatku panik. Dan kuakui, itu memang benar—bahwa aku panik. Selama ini kami selalu kompak dan saling menyokong bila berdebat dengan kelompok pemuja pernikahan. Kalau Eleo sampai menikah, maka aku akan sendirian. Lebih serius dari itu, aku jadi mencemaskan masa depan kariernya di dunia seni pertunjukan. Kami sudah banyak melihat bagaimana teman-teman kami satu per satu menghilang. Jangankan terus berkarier, untuk pergi minum kopi bersama teman lama saja mereka tidak bisa, sebab katanya seorang istri harus patuh pada suami, sebab bilangnya seorang ibu harus selalu di samping anak-anaknya. Mulanya memang tidak begitu, semua tampak baik dan tidak masalah, tapi lama-lama seorang istri atau ibu akan mengharuskan dirinya sendiri seperti itu dan mudah merasa bersalah atau semacam itu yang, bagiku, tidak masuk akal.

Selanjutnya sila baca di: https://basabasi.co/di-mana-kita-bisa-bahagia-hari-ini/


Leave a comment

Categories